Kamis, 29 November 2012

Belahan Jiwaku di Bumi Allah



Wahai belahan jiwaku dibumi Allah
Tahukah engkau saat sang waktu terus berputar
Mengusik senyum yang dulu selalu kau tebar
Mengayuh bisikan suara rindu yang terkenang
Mengupas sepucuk kerinduan yang telah lewat
Wahai belahan jiwaku di bumi Allah
Satu demi satu kenangan yang dulu masih terangkai
Perlahan mulai memudar dan lepas seiringnya detik  yang berlalu
Dan setiap tatapan tajam matamu, yang seolah kau hadirkan tiap waktunya
Kini mulai tak kutemui lagi paras yang penuh canda itu.
Wahai belahan jiwaku di bumi Allah
Mengenang baying baying tentang dirimu serasa memenjarakan hatiku di masa lalu
Yang kan terkenang seperti merangkai sajak sajak rindu dan lembaran kisah dulu
Yang kan abadi dan terkenang setiap ejaan namamu di hatiku
Yang selalu membawa gulungan khayalku ke masa itu
Wahai belahan jiwaku di bumi allah
Pintalan doa dan untaian harap selalu kupanjatkan
Untuk jadikan penyangga jiwaku saat ku ingat tentangmu
Dan semoga secangkir kisah dan ketulusan hati ini
Dapat bertemu dirimu lagi dengan penuh kebahagiaan.

Minggu, 18 November 2012

cahaya kecil yang berwarna


Segores senyumanmu selalu terkenang dilubuk hatiku melukiskan angin kebahagiaan yang selalu ku nantikan tiap detiknya menanti asa yang sedang mengembara. Dari relung hati ini hanya bisa terucap kata dan sekadar makna bukanlah rasa cinta dan nafsu yang belum waktunya. Dan dikal
a doa dalam sanubari
ini hanya berharap semoga kelak kau bisa jadi imam dalam hidupku dan tetap bisa menjadi cahaya kecil tapi dapat menyinari hatiku yang masih tak berwarna.