Selasa, 05 Maret 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup. Seperti halnya unsur lainnya seperti karbohidrat, protein juga memiliki sifat  dan fungsi. Sifat-sifat dan fungsi protein ditentukan oleh jenis dan urutan asam amino. Beberapa fungsi utama protein dalam organisme kehidupan antara lain; sebagai bahan penyusun selaput sel dan dinding sel, jaringan pengikat, pembentuk membran sel, mengangkut molekul-molekul lain (hemoglobin) dan sebagai zat antibodi.
Di dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator.
Kita dapat memperoleh protein dari bahan makanan yang banyak mengandung protein, misalnya pada hewan terkandung protein hewani, sedangkan pada tumbuhan terkandung protein nabati.
Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi yang terdapat secara alami. Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan sebagai protein sederhana. Protein terkonjugasi mengandung komponen bukan asam amino yang dikenal sebagai gugus prostetik di samping kerangka utama asam amino.
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji lainnya.
Untuk membuktikan kebenaran teori tersebut maka dianggap penting melakukan percobaan ini.

2.1  Rumusan masalah
·        Bagaimana cara mengidentifikasi adanya protein ?
2.2 Tujuan Percobaan
·        Untuk mengidentifikasi adanya protein dengan tes biuret, tes Xantoproteat, tes Timbal-Asetat (Pb-Asetat

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 ALAT DAN BAHAN
ALAT
BAHAN
1.      Tabung reaksi
2.      Gelas kimia
3.      Gelas ukur
4.      Pipet tetes
5.      Penjepit tabung
6.      Kaki 3
7.      Kasa
8.      Spirtus
9.      Spatula kaca / sendok

1.      Putih telur
2.      Agar-agar
3.      Susu sapi
4.      Bubuk kedelai
5.      Sari kedelai
6.      Larutan tembaga (II) sulfat
7.      Larutan HNO3 pekat dan NaOH
8.      Larutan CuSO4 1% dan NaOH 4M
9.      Larutan NaOH 6M


2.2. CARA KERJA
1.    Tes Biuret
Menyediakan bahan yang akan diuji maksing-masing dalam tabung reaksi, meneteskan pereaksi biuret (CuSO4 1% dan NaOH 4M) masing-masing 3.
mengamati perubahan warna yang terjadi.
Catatan :
Untuk putih telur mencampur 1 bagian putih telur dengan 1 bagian air.
2.    Tes Xantoprotein
Menyediakan bahan yang akan diuji masing-masing dalam tabung reaksi. Meneteskan pereaksi Xantoprotein (HNO3 pekat dan NaOH) masing-masing 3.
mengamati perubahan yang terjadi.
3.    Tes Timbal-Asetat (Pb-Asetat)
a.    Memasukkan 1 cm3 putih telur pada tabung reaksi.
menambahkan 10 tetes NaOH 6M.
b.    Memanaskan dalam pemanas air, kemudian dinginkan.
c.    Menambahkan  2 cm3 CH3COOH 3M.
d.    Memanaskan kembali dalam pemanas air, tutup mulut tabung dengan kertas saring (Kasa) yang sudah ditetesi Pb-Asetat.
mencatat apa yang terjadi.
e. Mengulangi langkah a sampai d dengan agar-agar, susu sapi, bubuk kedelai, sari kedelai.
f.   Dari hasil pengamatan, catat apa yang terjadi pada tabel berikut ini.
BAB III
DASAR TEORI

1.    Protein

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah Struktur
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH).
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5]
  • struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
  • struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
    • alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
    • beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
    • beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
    • gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4]
  • struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
  • contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).[6] Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.

Keuntungan Protein

  • Sumber energi
  • Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
  • Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
  • Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
  • Sebagai cadangan makanan

Methode Pembuktian Protein

2.    Belerang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belerang atau sulfur adalah
unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
3.    Ikatan polipeptida
Dua molekul asam amino dapat saling berikatan membentuk ikatan kovalen melalui suatu ikatan amida yang disebut dengan ikatan peptida. Ikatan kovalen ini terjadi antara gugus karboksilat dari satu asam amino dengan gugus α amino dari molekul asam amino lainnya dengan melepas molekul air. Tiga molekul asam amino dapat bergabung membentuk dua ikatan peptida, begitu seterusnya sehingga dapat membentuk rantai polipeptida.Peptida memberikan reaksi kimia yang khas, dua tipe reaksi yang terpenting yaitu hidrolisis ikatan peptida dengan pemanasan polipeptida dalam suasana asam atau basa kuat (konsentrasi tinggi). Sehingga dihasilkan asam amino dalam bentuk bebas.Hidrolisa ikatan peptida dengan cara ini merupakan langkah penting untuk menentukan komposisi asam amino dalam sebuah protein dan sekaligus dapat menetapkan urutan asam amino pembentuk protein tersebut.Peptida atau polipeptida bebas juga merupakan molekul aktif penyusun hormon yang memiliki aktifitas biologis dalam tubuh manusia, seperti pada hormon insulin, glukagon dan kortikotropin.Insulin mengandung dua rantai polipeptida, satu polipeptida mengandung 30 residu asam amino dan yang lain mengandung 21 residu asam amino. Kortikotropin mengandung 39 residu asam amino dan hormon oksitosin hanya mengandung 9 residu asam amino. 
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1     TABEL HASIL PENGAMATAN

Bahan
Uji Biuret
Uji Xanthoproteat
Uji Timbal-Asetat
Putih telur
Ungu (++)
Kuning (-)
Putih (+)
Susu sapi
Ungu (+)
Bening (-)

Agar-agar
Biru laut (-)
Bening (-)

Bubuk kedelai
Ungu keruh (+)
Kuning jingga (+)

Sari kedelai
Ungu agak keruh(+)
Kuning jingga (+)


4.2.  ANALISA PENGAMATAN
1.      Tes Uji Biuret
Berdasarkan hasil percobaan pada tes uji biuret bahan makanan yang mengandung protein adalah putih telur, susu sapi, bubuk kedelai, dan sari kedelai. Tanda (+) menunjukkan adanya kandungan protein dalam makanan tersebut. Pada putih telur  (++)  itu tandanya kadungan protein dalam putih telur lebih banyak dari pada kandungan protein dalam susu sapi, bubuk kedelai, dan sari kedelai (+).Ikatan peptida bereaksi dengan larutan biuret akan berwarna ungu. Sedangkan yang tidak berwarna ungu berarti mengandung glikosida.

2.      Tes Xantoprotein
Pada percobaan ini untuk mendeteksi ada tidaknya inti benzena. Berdasarkan hasil percobaan  Pada tes xantoprotein bahan makanan yang mengandung inti benzena adalah putih telur, sari kedelai, dan bubuk kedelai . Tanda (+) menunjukkan adanya inti benzena dalam makanan tersebut. Bahan makanan yang mengandung inti benzena setelah diberi Larutan asam nitrat pekat dan Larutan NaOH akan menghasilkan warna kuning jingga dari warna aslinya. Inti benzena bereaksi dengan larutan Xanthoproteat akan berwarna kuning jingga.

3 .   Tes Pb-Asetat (Timbal-Asetat)
       Pada percobaan ini Untuk mendeteksi ada tidaknya belerang. Berdasarkan hasil percobaan pada tes Pb-Asetat bahan makanan yang mengandung belerang adalah putih telur. Tanda (+) menunjukkan adanya belerang dalam makanan tersebut. Bahan makanan yang mengandung belerang setelah diberi larutan NaOH dan larutan CH3COOH akan menghasilkan warna hitam pada kertas saring,
 BAB V 
PENUTUP

5.1          KESIMPULAN
Pada tes uji biuret yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein dalam makanan. Apabila bahan makanan yang diuji protein, pada uji biuret akan terbentuk warnaungu. Yang mengandung protein yaitu putih telur dan susu.
Pada tes Xantoprotein yaitu untuk mengetahui ada tidaknya inti benzena. Apabila bahan makanan yang diuji terbentuk endapan putih dan berwarna kuning jingga, maka bahan makanan tersebut mengandung cincinbenzena. Yang mengandung inti benzena adalah putih telur.
Pada uji belerang ini memberikan hasil positif terhadap protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus belerang, seperti sistein, sistin, dan metionin. Caranya yaitu larutan protein dan larutan NaOH pekat dipanaskan, kemudian ditambahkan larutan timbale asetat. Jika protein tersebut mengandung belerang, akan terbentuk endapan hitam timbale sulfide (PbS).
Dari hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila bahan makanan yang diuji protein, pada uji biuret akan terbentuk warna ungu. Pada uji xantoprotein, apabila terbentuk endapan putih, maka bahan makanan tersebut mengandung cincin benzena. Sedangkan pada uji belerang, apabila terbentuk endapan hitam, maka bahan makanan tersebut mengdung belerang.
5.2. Saran
Adapun saran yang bisa diberikan untuk pelaksanaan praktikum ini adalah sebaiknya pada saat mengamati perubahan warna yang ditimbulkan oleh tiap-tiap bahan makanan harus dilakukan dengan teliti dan cermat agar tidak terjadi kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil praktikum.
5.3. Evaluasi
1.      Protein merupakan polimer alam yang mempunyai monomer asam amino. Sebutkan 2 macam asam amino yang paling sederhana dan tuliskan struktur molekulnya ?
Jawab : asam amino dan glisin


5.4. Tindak Lanjut Dan Penerapan
1. Sebutkan sumbersumber protein yang terdapat dialam, diluar bahan-bahan yang telah diuji pada percobaan ini !
Jawab : kacang-kacangan, tempe, ayam, dan daging
2.      Apakah fungsi protein dalam tubuh kita ?
Jawab :
a). Sebagai pembentuk sel-sel baru atau pengganti sel-sel yang rusak
b). Sebagai pembantu untuk mempercepat reaksi-reaksi pada proses metabolisme
c). Sebagai penahan gangguan asing pada tubuh atau antibody
d). Sebagai pengangkut zat-zat kimia dalam tubuh misalnya haemoglobin
3. Jelaskan pengertian asam amino esensial dan asam amino non-esensial. Beri contoh masing-masing 10 buah?
Jawab :
a) Asam amino esensial adalah asam amino yang diperlukan oleh spesies organime tapi spesies itu tidak dapat memproduksinya sendiri sehingga harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Contoh : Valin, Leusin, Isoleusin, Treonin, Metionin, Fenilalanin, Arginin, Lisin, Histidin, Tryptophan
 b) Asam amino non esensial adalah asam amino yang bisa berasal dari makanan maupun dibentuk sendiri oleh tubuh bila tubuh membutuhkannya melalui proses metabolisme tubuh. Contoh : Glisin, Alanin, Serin, Sistein, Tirosin, Triptofan, Asam aspartat, Asparagin, Glutamin, Asam glutamate, Hidroksilin.


10 komentar: